Penanganan Hewan Qurban pra dan pasca Penyembelihan
Setelah kita memahami mengenai qurban dan sejarahnya serta persyaratannya sekarang kita memasuki kepada aspek teknis penanganan ternak hewan qurbannya. Pada bab ini, penanganan ternak qurban tersebut mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku. Karena ternak qurban tersebut adalah bagian dari aspek komoditi perdagangan, aspek kesehatan, perlindungan ternak, dan aspek sosial serta ekonomi. Akan tetapi uraian pada bab ini yaitu tentang penanganan qurban tetap berinduk kepada fiqh qurban sebagai implementasi dari persyaratan qurban dan syahnya qurban. Sehingga peraturan Per-Undangan yang berlaku tidak terlepas dari fiqh sebagai acuan utama.
A. Penanganan Ternak Hewan Qurban sebelum Penyembelihan (Ante Mortem)
1. Penangkapan ternak di kandang dan pengangkutannya ke tempat
penjualan.
Selama proses tersebut kebebasan hewan di lakukan dengan cara menerapkan prinsip kesejahteraan hewan dari rasa lapar dan haus, rasa sakit, cidera, dan penyakit, ketidaknyamanan, pengananiyaan, dan penyalahgunaan, rasa takut dan tertekan dan ternak hewan qurban tersebut dapat mengekspresikan perilaku alaminya. Penerapan prinsip kesejahteraan hewan tersebut wajib di lakukan oleh para petugas yang menangani ternak qurban sebagai bagian dari pekerjaannya. Para petugas di maksud termasuk para Dokter Hewan, Medik, Paramedik, petugas lapangan lainnya dan para peternak serta pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang menjadi Panitia Qurban setiap Hari Raya Idul Adha. Untuk ini perlu di perhatikan cek list Fisik dari Calon Ternak Hewan Qurban sebagai antisipasi kejadian penyakit hewan menular yang strategis.
a. Penangkapan dan Pengumpulan Ternak Hewan Qurban untuk Dijual
Penangkapan dan penanganan harus di lakukan dengan cara yang tidak menyakiti, tidak melukai, dan/atau tidak mengakibatkan stress dengan menggunakan sarana dan peralatan yang tidak menyakiti, tidak melukai atau tidak mengakibatkan stress.
b. Penangkapan Ternak Hewan Qurban dari Kandang Ternak ke Tempat Penjualan