Daging domba merupakan daging yang sudah di kenal baik oleh masyarakat Indonesia. Rasanya yang memiliki ciri khas dan lezat menjadi faktor baik dalam penjualan daging tersebut. Domba memiliki berbagai macam jenis yang mana daging nya pun berbeda-beda teksturnya. Mulai dari yang empuk hingga alot.
Bicara soal tekstur, ternyata tidak semua domba sama. Tentu yang di harapkan yakni daging dengan tekstur lembut. Lalu mengapa bisa ada daging yang alot?
Daging Domba Kaleng (klik disini)
Apakah domba stress dagingnya alot? Atau bagaimana? Berikut Pemaparannya..
Secara umum, keempukan daging juga akan menurun dengan bertambahnya umur ternak. Hal ini terjadi karena perubahan secara alami kolagen (protein jaringan ikat daging). Kolagen menjadi lebih kompleks dan lebih kuat dengan bertambahnya umur.
Terkait pakan, ternak yang di gemukkan dengan pakan biji-bijian atau konsentrat cenderung lebih empuk di bandingkan dengan pemberian rumput saja. Hal ini di kaitkan dengan cepat atau lamanya pemotongan yang di dasarkan atas capaian bobot badannya. Selain jenis pakan, jenis otot atau potongan komersial daging juga mempengaruhi keempukan daging.
Menurut Aberle et al., (2001), pengangkutan atau trasnportasi ternak sebelum pemotongan akan menimbulkan stress (cekaman) bahkan kelelahan sebagai akibat lingkungan yang tidak nyaman selama perjalanan.
Baca Info Qurban! (klik disini)
Selama pengangkutan, ternak dalam posisi tidak nyaman, berdiri dan tidak bebas bergerak sehingga akan mengalami stress. Kondisi akan semakin parah jika tidak tersedia air minum atau pakan.
Pemotongan yang di lakukan pada kondisi stress, kelelahan akan mengakibatkan daging yang kurang baik. Menyebabkan pH tinggi, warna merah gelap, tekstur keras dan kering atau di kenal dengan istilah daging DFD (dark, firm and dry).
Oleh karena itu, setelah mengalami proses transportasi yang melelahkan, perlu di lakukan penanganan yang baik sebelum di potong. Penanganan minimal yaitu memberikan istirahat yang cukup di tempat penampungan agar ternak mempunyai kesempatan memulihkan cadangan energi sebelum di potong.
Salah satu ciri ternak mulai stres yaitu menggerakkan ekornya karena gelisah yang akhirnya bisa mengamuk atau berontak. Selain itu, juga bisa di sebabkan karena sebelum di potong ternak tidak di puasakan. Lamanya pemuasaan yang di rekomendasikan adalah kurang lebih 12 jam. Adanya pemuasaan menjadikan ternak kurban tidak agresif, sehingga proses penyembelihan menjadi lebih mudah.
Sumber: bloktuban.com